25.3.16

>> TIPS MENGATASI MASALAH UMUM PADA KERAMIK


Beberapa masalah sering kita temui pada keramik yang sudah terpasang. Kasus lepasnya bilah keramik merupakan kasus yang paling sering terjadi. Penyebab utamanya adalah cara pemasangan yang kurang tepat. Terlepasnya keramik pada lantai atau dinding bisa disebut juga dengan popping.

Masalah ini tidak saja dijumpai pada pemasangan keramik tetapi juga pada penutup lantai lainnya seperti marmer, granit, homogenous dan lain-lain. Popping biasanya terjadi pada pemasangan keramik dengan cara konvensional yaitu keramik dipasang dengan menggunakan campuran semen dan pasir biasa dimana kekuatan daya ikat tidak terlalu kuat dan getas (tidak ada fleksibilitas). Hal ini lebih mudah terjadi pada lantai loteng beton bertulang dan pada lantai ruangan yang berukuran luas.

Kasus popping terjadi karena terdapat perbedaan faktor muai dan susut dari setiap komponen pada lantai di area tersebut. Komponen tersebut adalah struktur lantai atas yang biasanya terbuat dari beton bertulang sebagai dasar lantai, kemudian adanya "screed" (campuran semen dan pasir) sebagai dasar dudukan keramik, lem keramik (pada pemakaian konvensional biasanya adalah semen biasa) atau pemasangan keramik bisa langsung diatas "screed" yang masih basah, serta keramik itu sendiri. Setiap komponen tersebut memiliki koefisien muai dan koefisien susut yang berbeda-beda. Muai dan susut yang berbeda ini menimbulkan tekanan geser dan tekanan geser inilah yang membuat keramik lepas karena sifat dari semen biasa yang getas.

Selain faktor muai dan faktor susut akibat perbedaan suhu terdapat pula faktor penyebab popping yang lain diantaranya sebagai berikut:

Gerakan bangunan
Gerakan bangunan menyebabkan ikatan antara keramik dan bidang aplikasinya mengalami tegangan, semen yang getas dan daya rekat yang kurang baik menyebabkan keramik terlepas.
Udara yang terperangkap

Cara pemasangan konvensional yang memakai semen dan pasir biasa (tidak bisa menggunakan trowel sebagai alat bantu) biasanya sangat memungkinkan terjadinya udara yang terjebak. Dengan proses jalannya waktu dan perbedaan suhu udara, lama kelamaan udara yang terjebak itu menimbulkan tekanan dan dapat melepaskan keramik.

Pada cara konvensional yang memakai campuran semen dan pasir biasa, sulit mencapai kualitas yang diinginkan karena kualitas pasir (jenis dan kebersihan pasir dari lumpur/tanah) yang tidak sama serta komposisi adukan semen dan pasir yang biasanya tidak merata.

Solusi terbaik untuk pemasangan keramik agar tidak menimbulkan masalah popping adalah dengan menggunakan "Tile Adhesive" atau lem keramik. Lem keramik ini terdiri atas semen, pasir yang berkualitas dan bersih serta "polymer khusus" dengan komposisi tertentu menjamin keramik tidak mengalami popping. Perpaduan ini akan mengikat keramik dengan kuat pada bidang alasnya dan sifat polymer yang elastis dan fleksibel mampu mengimbangi proses tekanan atau tarikan akibat muai dan susut.

Cukup dengan menambahkan air pada "Tile Adhesive" atau dapat menggunakan campuran yang sudah sesuai dengan kemasannya maka campuran tersebut sudah dapat langsung digunakan dengan ketebalan yang relatif tipis, yaitu kurang lebih 3 mm. Cara pencampurannya pun mudah yaitu dengan peralatan tukang biasa (sendok semen) atau mixer ditambah dengan trowel untuk memudahkan pekerjaan serta menghindari terjadinya udara yang terjebak. Agar daya rekatnya maksimal, bersihkan dulu daerah alas keramik dari berbagai macam kotoran yang dapat menyebabkan berkurangnya daya rekat.

Tips menggunakan perekat ubin

  • Pemilihan jenis tile adhesive

Perhatikan jenis substratnya (screed, kayu, besi atau apa jenisnya), perhatikan pula kebutuhan arealnya (basah/kering, high traffic/low traffic, dst)

  • Ubin tidak boleh direndam
  • Pada substrat (bidang aplikasi)

>> Biasanya merupakan adukan semen pasir, pastikan permukaannya sudah rata dan sesuai dengan level yang diinginkan.

>> Selain itu, pastikan umur substrat sudah kering (rekomendasi min 7 hari untuk adukan semen), dan pastikan kebersihannya, bebas dari minyak atau kotoran yang dapat mengganggu kerekatan.

  • Adukan/mortar "tile adhesive"

>> Campur "Tile Adhesive" dengan air bersih atau cairan yang telah disediakan dengan perbandingan yang tepat sesuai dengan anjuran pabrik.

>> Selain itu aduk dengan merata dan dengan menggunakan sendok semen atau mixer dan biarkan selama 5 menit agar adukan yang mengandung polymer dapat bereaksi dengan baik.

  • Pada waktu pemasangan keramik

>> Gunakan trowel yang sesuai untuk hasil terbaik

>> Adukan "tile adhesive" ditebar pada substrat dan perhatikan waktu antara saat ditebar dan waktu keramik dipasang (open time)

>> "Open time" 0 (nol) menit adalah yang terbaik. Setelah selesai ditebar langsung dipasang ubinnya

>> "Open time" 20 menit adalah maksimum. Setelah waktu tersebut, maka adonan "Tile adhesive" yang ditebar mengeras dan sangat merusak daya rekatnya. Semakin kecil "Open Time" maka semakin baik daya rekatnya.
( sumber )