25.3.16

>> ALTERNATIF LAIN PLAFON SELAIN GIPSUM

Selama ini, gipsum merupakan material yang umum dan banyak dipakai sebagai bahan plafon. Hal ini dikarenakan permukaan gipsum yang rata sehingga penampilannya menjadi lebih rapi. Selain itu, gipsum lebih fleksibel mengikuti bentuk kerangka plafon. Tapi kini, banyak alternatif lain yang dapat dijadikan sebagai bahan plafon. Apa sajakah itu? Berikut ini akan kami berikan material-material apa saja yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk membuat plafon.

Plafon dari kayu

Bahan sebenarnya merupakan material dasar untuk rangka atap dan plafon biasanya disembunyikan di belakang penutup plafon. Namun sekarang, jika diolah dengan baik, kayu bisa dijadikan aksen plafon yang cantik. Rangka kayu atap tetap ditutup, namun mengekspos kuda-kuda kayunya yang telah difinishing. Bila Anda memilih bentuk ini, Anda akan tetap membutuhkan penutup plafon yang sesuai dengan kayu yang diekspos tersebut. Penutup ini diletakkan di antara rangka yang diekspos dan genteng. Biasanya bahan yang digunakan adalah triplek atau lambrisering. Bahan penutup cukup dipaku ke rangka atap kemudian difinishing dengan rapi. Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan plafon kayu, yaitu pilihlah kayu yang sudah bebas rayap agar tidak mudah keropos. Selain itu, karena material ini dapat mengembang dan menyusut jika terkena panas ataupun hujan, maka pilihlah kayu berkualitas bagus dan yang sudah dioven dengan baik, seperti jati, kamper, damar dan merbau.


Plafon dari kaca

Pemakaian kaca sebagai plafon masih jarang ditemukan di Indonesia. Hal ini karena kaca bisa memasukkan cahaya dan panas dalam jumlah yang sangat besar, sehingga kurang cocok dengan iklim di Indonesia. Jika menggunakan plafon kaca di Indonesia, suhu ruangan akan menjadi tinggi dan rumah pun menjadi tidak nyaman lagi untuk ditinggali. Karena itu, plafon kaca biasanya digunakan hanya untuk aksen. Bahan yang kurang mendapat cahaya matahari secara langsung dapat memakai bahan kaca ini. Untuk menjaga keamanan, kaca yang digunakan sebaiknya adalah kaca tempered dengan ketebalan minimal 10 mm. Pemasangannya pun harus menggunakan rangka yang kuat pada semua sisi, sehingga kaca dapat terjepit kuat dan tidak mudah bergerak. Apabila luas plafon cukup besar, sebaiknya digunakan kisi-kisi yang jaraknya berdekatan satu sama lain, agar kaca tertopang dengan baik.


Plafon dari kain

Penggunaan kain sebagai plafon biasanya bertujuan untuk memperkuat suasana di salah satu ruangan di dalam rumah. Misalnya Anda ingin suasana hangat dan intim di ruang keluarga, maka Anda bisa menggunakan kain sebagai pilihan plafon. Atau jika Anda merasa ruangan di rumah Anda terlalu tinggi, maka anda dapat mempergunakan kain untuk membuat ruangan tersebut menjadi lebih nyaman. Hal ini disebut dengan penurunan plafon (down ceiling).


Plafon dari bambu

Bambu yang digunakan untuk plafon biasanya sudah dipotong tipis-tipis dan kemudian dianyam menjadi sebuah lembaran besar atau yang disebut gedhek. Saat akan memasangnya, lembaran ini tinggal dipaku ke rangka kayu di atasnya. Namun rangka yang dipakai haruslah lebih rapat dari rangka kayu biasanya, hal ini bertujuan agar lembaran gedhek tidak melengkung nantinya. Karena gedhek terbuat dari anyaman bambu, terdapat celah-celah kecil yang dapat dimanfaatkan oleh serangga-serangga kecil dan debu bisa masuk ke dalam ruang. Untuk mencegahnya, sebaiknya beri lapisan dasar dahulu, misalnya triplek, baru kemudian gedhek dipasang diatas lapisan tersebut.


Plafon dari metal

Metal bisa menjadi alternatif material untuk plafon. Bahan dasar material ini adalah baja ringan yang dilapis dengan Zincalume. Plafon metal terdiri dari beberapa modul-modul papan yang dipasang pada rangka. Ada beberapa macam macam modul dan ukuran lubang grid (ada jenis plafon metal yang berlubang, ada yang tidak). Jika Anda mempergunakan plafon metal berlubang-lubang maka gunakan kain hitam yang diletakkan di atas plafon untuk menahan debu dari atap.


Plafon dari lampit

Material ini merupakan material unik dan alternatif. Lampit merupakan kerajinan yang biasanya digunakan untuk alas lantai. Anda juga bisa memakainya untuk plafon yang berfungsi sebagai aksen. Kelemahannya, lampit mempunyai celah antar anyamannya sehingga debu dari ruang atas plafon bisa jatuh ke ruangan. Untuk mengatasinya, pasang terlebih dahulu rangka plafon dengan material penutup plafon seperti gipsum, GRC, atau multiplek. Setelah itu baru pasang lampit menumpang pada penutupnya.
( referensi )